Pages

Sabtu, 11 Juli 2020

cerita tentang dia

            Amaq Kayyun merupakan gambaran laki-laki kebanyakan (saya tidak bilang kebanyakan laki-laki seperti dia, hehehe), tidak ada sesuatu yang istimewa dari sosok seorang Kayyun. Dia bukan laki-laki pintar ataupun cerdas, hanya saja dia mencoba untuk membuka wawasannya tentang dunia (meskipun sebatas dunia tempat dia berkutat). Banyak pertanyaan yang membuatnya bingung sendiri, karena tak banyak teman tempatnya berbagi pendapat dan tanya. Amaq Kayyun adalah seorang suami yang biasa-biasa saja, seorang freelancer, atau bahasa yang mudah dimengertinya adalah pekerja serabutan. Dari jualan bahan-bahan dapur sampai jual lahan pertanahan pernah digelutinya (meskipun keseringan nombok alias rugi), prinsipnya sederhana; kerja apapun dilakukan selama tidak cari untung dari jerih payah orang (istilah yang dia pakai "pokok ndaq be bati leq bungkak batur". Sampai saat ini, dia belum memiliki keturunan, meskipun pernah menikah sebanyak tiga kali. Nasibnya yang dia terima dengan lapang dada sepeninggal kedua orangtuanya menjadikan dia mampu--paling tidak memaksanya--untuk berfikir lebih matang untuk mencari solusi dari setiap permasalahan sehari-hari yang dihadapinya.

            Dalam hubungan sosial masyarakat, Amaq Kayyun merupakan orang yang cenderung--kelihatannya--tertutup. Hanya beberapa orang saja yang sanggup--tepatnya mulai mengerti--seperti apa menghadapi Amaq Kayyun yang kadang-kadang konyol. Jariye, salah seorang tetangga, teman meskipun sering bikin kesal, tapi nyatanya dia bisa menyegarkan fikiran-fikiran buntu Amaq Kayyun. Keduanya acap kali saling bersitegang sampai kesel-keselan, tapi nyatanya mereka tetap saling menghargai dan saling merindukan ketika masing-masing mereka kehabisan tembakau atau hanya sekedar untuk segelas (bukan secangkir ya..) kopi. Tembakau (baca: kelobot) dan kopi merupakan ciri kesederhanaan hidupnya, dan menggambarkan bahwa dia memang orang kampung yang biasa-biasa saja (meskipun orang kota yang perokok juga akhir-akhir ini mulai banyak yang naksir tembakau tapi bukan klobot, karena Klobot itu berat, biar aku saja katanya).

            Mimpi-mimpinya sederhana (tidak selalu basah...), ingin mendapat perhatian dan hak yang sama seperti masyarakat pada umumnya. Tidak terlalu suka protes meskipun ujung-ujungnya dia ngeremon (gerutu) gak jelas, tapi tetap saja dia menerima keadaan yang terjadi. 

            Cerita-cerita kekonyolannya, keluguannya--yang mungkin bikin kesel pembaca yang budiman atau bahkan bikin marah (maafkan, bukan niatku..)--tentang pengalaman hidupnya, lingkungannya atau apa saja dan siapa saja yang bisa dikait-kaitkan dengannya akan saya coba sajikan dalam cerita pendek; bahkan mungkin sangat pendek; semoga bisa tersaji dengan konsisten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar